Java Code Convention

Java Code Convention adalah sekumpulan aturan "tidak resmi" yang dibuat oleh Sun. Salah satu bagian dari Code Convention itu membahas bagaimana menamakan identifers yang seragam.
Latar belakang dibuatnya Java Code Convention ini berasal dari penelitian yang menyebutkan bahwa usaha untuk menulis kode (development) hanya berkisar 20% saja, sedangkan 80% usaha dikerahkan untuk memelihara kode dan menambahkan feature baru ke dalam aplikasi. Hal ini mendorong Sun untuk menyusun Java Code Convention agar usaha untuk membaca kode lebih mudah dan pada akhirnya kode menjadi lebih mudah untuk dipelihara dan dipahami.

Berikut ini beberapa konvensi yang digunakan dalam Java Code Convention
• Class dan Interface selalu diawali dengan huruf besar. Setiap kata selalu diawali dengan huruf besar untuk memudahkan pembacaan. Gaya ini biasa disebut dengan "Camel Case".
Contohnya: Runnable, HashMap, ArrayList dan seterusnya. Selain itu, class haruslah merupakan kata benda, bukan kata sifat atau kata kerja.
• Method selalu diawali dengan huruf kecil. Setiap kata setelah huruf pertama diawali dengan huruf besar. Method haruslah kata kerja untuk menandakan bahwa method ini melakukan suatu kegiatan / aksi. Contohnya : getIndex, setIndex, println, paint, dan seterusnya.
• Variabel menggunakan camel case yang diawali dengan huruf kecil, seperti method. Variabel sebaiknya pendek, jelas, terdengar enak dan kata benda. Contohnya : index, panjang, lebar, indexPertama dan seterusnya.
Konstanta di java dibuat dengan mendeklarasikan sebuah variabel sebagai statif dan fnal,
semua hurufnya adalah huruf besar yang antar kata dipisahkan oleh simbol underscore (_).
Contohnya : FRAME_WIDTH, ERROR_MESSAGE dan seterusnya.
Source : Java-Desktop Ifnu-Bima

Pengenalan array tunggal java

Dalam tulisan kali ini saya ingin membahas mengenai array pada java.

Defines array adalah sekumpulan variabel yang lebih dari satu dengan tipe data tertentu. Misal kita memiliki 100 variabel dengan tipe data int yang mengandung nilai tertentu, sangat tidak efisien kita menggunakan 100 variabel untuk menampung data-data tersebut. Itu baru 100 bagaimana kalau kita ingin menampung jumlah data sebanyak yang ada di dalam database ?

Misal

A memiliki alamat di koordinat A

B memiliki alamat di koordinat B

C memiliki alamat di koordinat C

D memiliki alamat di koordinat D

Dst .

Untuk kasus di atas kita membutuhkan array.

Pendeklarasian array memiliki dua bentuk :

Tipe-data nama-array[];

Tipe-data[] nama-array;

Contoh :

Int arr1[];

Int[] arr2;

Int adalah tipe-data sedangkan arr1,arr2 adalah nama array.

Kode di atas mendeklarasikan variabel array arr1 dan arr2 dengan tipe data int. Perlu diperhatikan, java memperlakukan array sama dengan tipe data referensi di mana variabel ini sebenarnya hanya digunakan untuk menyimpan referensi dari lokasi array yang sebenarnya di memori.

Pada kode di atas kita hanya mendeklarasikan tipe data dan nama array dan belum menentukan tempat untuk menampung data di memori.

Berikut ini contoh pengalokasian array java di memori :

Int[] arr = new int[10];

Contoh kode lengkapnya seperti berikut ini :

/* File name adalah ArrayTunggal.java */

public class ArrayTunggal {

public static void main (String[] args){

int x[] = new int[3];

int[] y = new int[3];

x[0]= 10;

x[1]= 19;

x[2]= 7;

y[0] = 100;

y[1] = 99;

y[2] = 20;

// menampilkan nilai array

System.out.println("Nilai x[0] adalah"+ x[0]);

System.out.println("Nilai y[0] adalah"+ y[0]);

System.out.println("Nilai x[1] adalah"+ x[1]);

System.out.println("Nilai y[1] adalah"+ y[1]);

System.out.println("Nilai x[2] adalah"+ x[2]);

System.out.println("Nilai y[2] adalah"+ y[2]);

//dst

}

}

Tegal Arum : Kereta Api yang hidup

Pada tulisan saya kali ini, ijinkan saya untuk bercerita mengenai pengalaman pulang kampung menggunakan kereta api ekonomi Tegal Arum.
Tegal Arum ya kereta yang sangat terkenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah, betapa tidak kereta api yang dengan yang sangat murah yaitu dikenakan tarif Rp 15.000 untuk mengangkut penumpang dari Tegal – Jakarta PP, membuatnya menjadi pilihan masyarakat yang hendak pulang-pergi Tegal – Jakarta. Apalagi kalau hari lebaran, di saat kenaikan tarif angkutan lebaran naik 100%, Kereta Api Tegal Arum masih menggunakan tarif lama (Rp. 15.000).
Kereta Tegal Arum hanya melakukan perjalan 2 kali dalam sehari bolak-balik Tegal – Jakarta, berangkat dari Tegal sekitar pukul 06.00 WIB dan 15.00 WIB berangkat dari stasiun Kota (Beos) Jakarta.

Tiket kereta api Tegal Arum dijual di stasiun Kota (Beos), Stasiun Senen, Stasiun Djatinegara dan di Stasiun Tegal.
Yang membuat menarik Kereta Api Ekonomi Tegal Arum adalah suasana di dalam kereta yang begitu hidup, sudah tak terhitung lagi berapa kali langkah para pedagang yang lalu lalang di dalam kereta. Ada yang berjualan minuman, makanan seperti pecel, krupuk sambel, nasi ayam, nasi goreng, berbagai macam gorengan, sampai-sampai ada yang berjualan alat-alat rumah tangga ringan, ikat pinggang, lampu senter dll.
Jadi dapat disebut Kereta Api Ekonomi Tegal Arum sebagai kereta pedagang kaki lima 
Bukan hanya pedagang sebelum adanya larangan untuk mengangkut pengamen dalam kereta, suasana di Kereta tersebut lebih meriah lagi, bermacam-macam warna suara ditampilkan oleh pengamen di dalam kereta tersebut, ada penyanyi yang senangnya menggunakan nada tinggi nya, ada pula yang menggunakan nada rendahnya, dan juga ada yang memilih imbang nada tinggi dan nada rendah. Namun pada akhirnya aktivitas mengamen di dalam kereta dihentikan/dilarang karena diduga banyak oknum pengamen yang melakukan tindakan criminal di dalam kereta.
Semua orang pasti mengetahui bagaimana rasanya naik kereta ekonomi, kereta ekonomi ini boleh mengangkut penumpang berapa saja, bahkan sampai berjubel di dalam kereta, yah namanya kereta ekonomi, kalau tidak begitu kurang pas rasanya .
Kebayangkan rasanya suasana di dalam sana, pedagang yang senantiasa bergerak, dihalang-halangi geraknya dengan adanya orang yang tidak kebagian tempat duduk, suasana panas mencekam penumpang kereta, dan semakin mencekam ketika kereta api berhenti cukup lama di stasiun-stasiun tertentu.
Namun itu dulu sekarang dengan manajemen baru kereta api ini tampak lebih manusiawi. Kenapa saya katakana manusiawi, ya, karena saya sudah merasakan bedanya, yaitu ketika yang boleh mengangkut penumpang dengan jumlah berapa saja dengan saat ini kereta yang hanya mengangkut sejumlah penumpang berdasarkan tempat duduk.
Nampak lebih nyaman karena hanya pedagang yang aktif lalu lalang di jalan umum kereta. Tidak begitu sesak, ada sirkulasi udara, suasana panas mencekam tidak begitu terasa.
Perlu diingat dengan adanya sistem baru ini yaitu hanya melayani 100% penumpang berdasarkan tempat duduk, yang menjadikan calon penumpang harus memesan tiket terlebih dahulu jauh-jauh hari, karena menurut pantauan dan pengalaman saya selalu saja tiket ludes terjual 1 jam setelah loket pembelian tiket baru dibuka. Ini berlaku bukan hanya untuk Kereta Api Tegal Arum namun kereta-kereta lain yang ada di Indonesia, jadi sekarang Anda tidak dapat pergi kapan saja menggunakan kereta, kepergian Anda harus terjadwal.
Siapkah Anda dengan sistem seperti ini ?