Tegal Arum : Kereta Api yang hidup

Pada tulisan saya kali ini, ijinkan saya untuk bercerita mengenai pengalaman pulang kampung menggunakan kereta api ekonomi Tegal Arum.
Tegal Arum ya kereta yang sangat terkenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah, betapa tidak kereta api yang dengan yang sangat murah yaitu dikenakan tarif Rp 15.000 untuk mengangkut penumpang dari Tegal – Jakarta PP, membuatnya menjadi pilihan masyarakat yang hendak pulang-pergi Tegal – Jakarta. Apalagi kalau hari lebaran, di saat kenaikan tarif angkutan lebaran naik 100%, Kereta Api Tegal Arum masih menggunakan tarif lama (Rp. 15.000).
Kereta Tegal Arum hanya melakukan perjalan 2 kali dalam sehari bolak-balik Tegal – Jakarta, berangkat dari Tegal sekitar pukul 06.00 WIB dan 15.00 WIB berangkat dari stasiun Kota (Beos) Jakarta.

Tiket kereta api Tegal Arum dijual di stasiun Kota (Beos), Stasiun Senen, Stasiun Djatinegara dan di Stasiun Tegal.
Yang membuat menarik Kereta Api Ekonomi Tegal Arum adalah suasana di dalam kereta yang begitu hidup, sudah tak terhitung lagi berapa kali langkah para pedagang yang lalu lalang di dalam kereta. Ada yang berjualan minuman, makanan seperti pecel, krupuk sambel, nasi ayam, nasi goreng, berbagai macam gorengan, sampai-sampai ada yang berjualan alat-alat rumah tangga ringan, ikat pinggang, lampu senter dll.
Jadi dapat disebut Kereta Api Ekonomi Tegal Arum sebagai kereta pedagang kaki lima 
Bukan hanya pedagang sebelum adanya larangan untuk mengangkut pengamen dalam kereta, suasana di Kereta tersebut lebih meriah lagi, bermacam-macam warna suara ditampilkan oleh pengamen di dalam kereta tersebut, ada penyanyi yang senangnya menggunakan nada tinggi nya, ada pula yang menggunakan nada rendahnya, dan juga ada yang memilih imbang nada tinggi dan nada rendah. Namun pada akhirnya aktivitas mengamen di dalam kereta dihentikan/dilarang karena diduga banyak oknum pengamen yang melakukan tindakan criminal di dalam kereta.
Semua orang pasti mengetahui bagaimana rasanya naik kereta ekonomi, kereta ekonomi ini boleh mengangkut penumpang berapa saja, bahkan sampai berjubel di dalam kereta, yah namanya kereta ekonomi, kalau tidak begitu kurang pas rasanya .
Kebayangkan rasanya suasana di dalam sana, pedagang yang senantiasa bergerak, dihalang-halangi geraknya dengan adanya orang yang tidak kebagian tempat duduk, suasana panas mencekam penumpang kereta, dan semakin mencekam ketika kereta api berhenti cukup lama di stasiun-stasiun tertentu.
Namun itu dulu sekarang dengan manajemen baru kereta api ini tampak lebih manusiawi. Kenapa saya katakana manusiawi, ya, karena saya sudah merasakan bedanya, yaitu ketika yang boleh mengangkut penumpang dengan jumlah berapa saja dengan saat ini kereta yang hanya mengangkut sejumlah penumpang berdasarkan tempat duduk.
Nampak lebih nyaman karena hanya pedagang yang aktif lalu lalang di jalan umum kereta. Tidak begitu sesak, ada sirkulasi udara, suasana panas mencekam tidak begitu terasa.
Perlu diingat dengan adanya sistem baru ini yaitu hanya melayani 100% penumpang berdasarkan tempat duduk, yang menjadikan calon penumpang harus memesan tiket terlebih dahulu jauh-jauh hari, karena menurut pantauan dan pengalaman saya selalu saja tiket ludes terjual 1 jam setelah loket pembelian tiket baru dibuka. Ini berlaku bukan hanya untuk Kereta Api Tegal Arum namun kereta-kereta lain yang ada di Indonesia, jadi sekarang Anda tidak dapat pergi kapan saja menggunakan kereta, kepergian Anda harus terjadwal.
Siapkah Anda dengan sistem seperti ini ?

0 comments:

Post a Comment