Kasih Sayang Seorang Ibu Kepada Anaknya

seorang wanita kehilangan suaminya dalam usia muda. ia harus membesarkan anaknya yang masih berusia tanggung. Takut seorang ayah tiri tidak akan mampu memberikan perhatian dan kasih sayang yang sama kepada anaknya, ia memutuskan untuk tidak menikah lagi. Ia bekerja keras, bukan hanya untuk kelangsungan hidup, tetapi juga untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Bekerja sambil berdoa, berdoa sambil bekerja--itu yang dilakukan oleh sang ibu. Akhirnya jerih payah dia membawakan hasil.
anaknya berhasil memperoleh gelar sarjana.

Dalam waktu dekat, ia pun memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Gajinya cukup tinggi, ditambah dengan fasilitas yang cukup baik. betapa bahagianya sang IBU!

Namun masa bahagia itu tak berlangsung lama. Si anak jatuh cinta dengan seorang wanita tuna-susila, yang sebenarnya hanya menginginkan uangya. Berulangkali sang IBU menasehati anaknya Namun si anak, yang sekarang sudah menganggap dirinya "DEWASA", malah berang:"Ibu--jangan mengurusi hidupku.

Aku tidak bisa hidup tanpa dia. Apakah ibu tidak ingin melihat aku bahagia?"

Sang IBU diam. Tetapi sampai kapan? Namanya juga seorang IBU, pada suatu hari ia mendatangi wanita tuna-susila itu.

Eh, malah dicacimaki dan diancam: "Kalau mau larang -- ya larang anakmu. Suruh dia jangan ke sini. Tunggu saja lihat nanti

apa yang akan saya lakukan!"

Putus asa sang IBU pulang ke rumah. Sore itu, anaknya dihasut oleh wanita tuna-susila itu, aku tidak pernah dipermalukan seperti itu. Kalau bukan karena kamu sayang padaku, aku akan usir keluar wanita itu. Tetapi karena dia adalah ibumu, aku masih tetap hormati dia, walaupun dia mencaci-maki saya."

Si anak yang sudah menjadi buta dalam apa yang dianggap "cinta", marah besar, "Ibuku itu memang tidak tahu diri--dasar wanita kolot, tolol. Sayang, maafkan aku." Pulang - pulang, ia memarahi ibunya.

Kebaikan sang IBU dan semua pengorbanannya terlupakan.

Si anak yang tadinya begitu patuh, begitu akrab dengan ibunya, semakin hari semakin jauh.

Bahkan jarang pulang ke rumah. Walau pun demikian wanita tuna susila yang dikasihinya itu masih saja belum puas.

Pada suatu hari, kekasihnya dalam keadaan mabuk dan dia menghasutnya, "Sayang kau kan ingin menikahi aku. Selama ini kau selalu mendesakku dan aku menolak. Alasannya hanya satu: Ibumu itu. Kalau dia sudah tiada, saya pasti akan menikahi kamu

Dia itu benar - benar melukai hati saya."

Karena sudah kalap--ditambah pengaruh minuman keras--anak itu kehilangan kesadarannya. "tunggu di sini jangan kemana- mana. Hari ini aku sudah kehilangan kesabaran. sebentar aku segera datang lagi...

Dalam keadaan tidak sadar, tidak waras itu ia pulang. Tanpa mengetuk pintu, ia memasuki rumahnya lewat jendela

seperti maling. Ia menemukan IBUnya dalam keadaan tidur. Dalam keadaan kalap, ia langsung menikam perut IBUnya dengan pisau dapur.

Kesakitan, sang IBU berteriak minta tolong, tetapi begitu melihat anaknya, ia langsung diam.

Matanya berkaca - kaca, "Nak...apa yang kau lakukan?, semoga Tuhan memaafkanmu..."

Sementara tetangga yang terjaga karena teriakan sang IBU, mendobrak pintu dan memasuki rumah itu. mendengar pintu depan didobrak dalam keadaan sekarat pun, sang IBU memaksa dirinya berbicara, "Nak --larilah..pergilah..dari..sini..."

Si anak baru menyadari kesalahannya. ia telah menyakiti IBU, bahkan berusaha membunuhnya, tetapi cinta sejati sang IBU masih juga berupaya melidungi dirinya. Ia menangis terisak-isak. Namun terlambat wanita malang itu suda tidak ada.

Memang kata penyesalan selalu datang terlambat, maka selagi kita belum “terucap” kata terlambat mendingan berpikir dua kali sebelum memulai segala sesuatu dan jangan lupa untuk berdoa …

2 comments:

  1. Thanks ... keren abis deh pokoknya begitu menyentuh yahhh ...

    ReplyDelete
  2. budi-anduk was here :r

    ReplyDelete