Kearifan dari Segenggam Garam
Dan pemuda itu pun meminum segelas air yang telah diberikan oleh pak tua. “Ahh.., asin sekali! Pahit pak!!”, jawab pemuda tersebut. Pak tua itu hanya tersenyum, lalu mengajak anak muda tersebut berjalan ke tepi telaga yang ada dalam hutan dekat tempat tinggalnya.
Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu jauh, akhirnya sampailah mereka di tepi telaga yang tenang. Masih dengan mata yang tenang dan penuh dengan cinta, orang tua yang bijak itu menaburkan segenggam garam ke dalam telaga. Dengan sepotong kayu, diaduknya air telaga yang membuat gelombang dan riak kecil.
Setelah air telaga tenang, ia pun berkata, “Anak muda, coba kamu cicipi air telaga tersebut, dan minumlah”. Setelah anak muda tersebut meneguk air telaga, pak tua bertanya lagi, “Bagaimana rasanya??”. “Mm.., ini baru segar sekali rasa airnya Pak tua”, jawab anak muda tersebut.
“Dan apakah kamu masih merasakan garam di dalam air tersebut?”, tanya pak tua. “Tidak, sepertinya tidak, sedikitpun aku tidak merasakan asin!”.
Mendengar hal itu, dengan bijak Pak tua menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di tepi telaga dan berkata, “Anak muda, pahitnya kehidupan seumpama segenggam garam. Tidak lebih dan tidak kurang! Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah atau tempat yang kita miliki”.
Kepahitan itu selalu berasal dari bagaimana kita meletakkan segalanya. Dan itu tergantung pada hati kita. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya satu hal yang boleh kita lakukan. Lapangkanlah dada untuk menerima semuanya, luaskan hati untuk menampung sebuah kepahitan tersebut, luaskan wadah pergaulan supaya kita mempunyai pandangan hidup yang luas. Maka, kita akan banyak belajar dari keleluasaan tersebut. Hati adalah wadah itu, perasaan adalah tempat itu, kamu adalah tempat menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hati seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam semua kepahitan itu, dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.
Kakek tua, Pemuda dan Pohon Besar
Saya ingin menceritakan sebuah kisah yang dimuat dalam kitab Ihya Ulumudin karya Al Ghazali.
Alkisah ada seorang pemuda Budiman yang suatu saat mendengar bahwa beberapa orang di desanya menyembah sebuah pohon tua. Pemuda itu kemudian pergi menasehati orang-orang itu. “Menyembah pohon itu berarti perbuatan syirik”, katanya, “yang patut disembah hanya Allah, Tuhan pencipta alam semesta”.
Namun orang-orang ternyata tetap saja menyembah pohon tua itu hingga pada akhirnya pemuda itu menjadi geram. Diambilnya sebuah kapak, kemudian dia pergi menuju pohon tua itu. Dalam perjalanan, pemuda itu bertemu dengan seorang kakek tua. Kakek itu bertanya, “Mau kemana anak muda?”.
“Aku mau pergi untuk menumbangkan pohon tua yang jadi sesembahan orang-orang di desa ini”, jawab pemuda tadi.
Kalau begitu engkau tidak boleh lewat” kata kakek tua itu.
Apa maksudmu? Tanya si pemuda.
Aku tidak akan membiarkanmu menebang pohon itu. Kalau engkau memaksa, engkau harus melewati aku dulu”, jawab si kakek.
Akhirnya terjadi perkelahian antara si pemuda dan si kakek. Si pemuda dengan mudah dapat mengalahkan kakek itu. Namun kemudian kakek itu membuat penawaran. “Jika engkau membatalkan niatmu untuk menebang pohon itu, engkau akan menemukan dua keping emas setiap harinya di bawah tempat tidurmu”.
Kakek tua itu melanjutkan, “Dengan emas itu, engkau bisa memberi nafkah untuk keluargamu tanpa kamu harus bekerja. Dengan begitu engkau akan punya waktu lebih banyak untuk menyembah Tuhanmu. Selain itu, sisa emasnya dapat engkau gunakan untuk membantu orang-orang yang ada di sekitarmu”.
Pemuda itu berpikir sejenak dan akhirnya menerima penawaran itu. Setelah memastikan kakek tua itu akan memenuhi janjinya, pemuda itu kembali pulang.
Keesokan harinya, pemuda itu benar-benar menemukan dua keping emas di bawah tempat tidurnya. Demikian juga pada hari-hari berikutnya.
Pemuda itu kemudian menggunakan emas itu untuk menafkahi keluarganya dan menolong orang-orang yang tidak mampu. Kini dia punya banyak waktu untuk beribadah. Sampai suatu keitka, dia tidak menemukan dua keping emas tadi. Dengan perasaan marah, pemuda itu mengambil kapaknya dan berjalan menuju pohon tua. “Tidak ada emas, tidak ada pohon” ucapnya dalam hati.
Dalam perjalanan dia bertemu kembali dengan kakek tua itu. Si pemuda menuntut emasnya. Kakek tua itu menolak dan melarangnya lewat. Perkelahian terjadi lagi, namun kali ini si pemuda kalah. Tubuhnya tersungkur di bawah si kakek tua. Pemuda itu bertanya, kenapa sekarang engkau sangat kuat? Bukankah engkau dulu aku kalahkan dengan mudah?
Kakek itu menjawab, “Dulu kau lawan aku karena engkau memperjuangkan keyakinanmu, sekarang engkau lawan aku hanya karena dua keping emas.”
Begitulah kekuatan keikhlasan, Jika anda arahkan perjuangan hidup Anda pada pencapaian suatu tujuan mulia, segala sesuatunya menjadi mungkin.
Dipengaruhi untuk menjadi kaya dan bermanfaat
Kemudian Apa Lagi ?
Di awal buku ini, pikiran Anda sedikit diguncang. Begitu buku ini dibuka halaman demi halaman, guncangan pun semakin hebat. Nah, di akhir buku ini, pikiran Anda kembali diguncang.
- Kekayaan tidak dapat menjamin kebahagiaan di dunia. Lha apalagi kemiskinan? Lebih tidak menjamin lagi! Hehehe!
- Ketika kaya, Anda dapat memilih untuk terus sibuk atau tidak, menikmati waktu atau tidak. Kalau miskin? Anda tidak punya pilihan. Mau tak mau Anda harus sibuk dan kejar-kejaran dengan waktu. Padahal dengan keleluasaan waktu, Anda dapat tenang-tenang bercengkrama dengan keluarga juga beribadah.
- Si miskin yang saleh dan si kaya yang saleh, kedua-duanya baik. Tapi siapa yang lebih bermanfaat bagi sesama? Kemungkinan besar, si kaya yang saleh!
- Si kaya membangun sekolah dan rumah sakit. Si Miskin berharap gratisan untuk masuk sekolah dan rumah sakit. Si kaya memberangkatkan orang berumrah. Si miskin berharap diberangkatkan umrah. Si kaya menjadi tangan di atas. Si miskin menjadi tangan di bawah. Nah, apa pilihan Anda?
- Tangan di atas memang segelintir. Pastikan saja, itu Anda! Tangan di bawah memang selalu ada. Pastikan saja, itu bukan Anda!
- Sebagian orang sering mengeluh, "Orang kaya yang satu ini kok tidak mau membantu sesama?" Ya sudah, kalau begitu Anda saja yang menjadi orang kayanya, sehingga Anda bisa membantu sesama.
- Memang ada beragam dalil sahih tentang keutamaan si miskin. Namun ada beragam pula dalil sahih tentang keutamaan kaya. Yah ini soal pilihan. Untuk terakhir kalinya disarankan, pilihlah kaya, sehingga Anda bisa lebih bermanfaat bagi sesama.
- Kalau Anda memilih hidup yang sedang-sedang saja atau biasa-biasa saja, bisa saja itu egois. Karena hanya mementingkan diri sendiri. Mestinya? Anda sukseskan dan kayakan orang lain!
- Bagi Anda yang memilih dan memutuskan untuk kaya dan bermanfaat, dengarlah, kami bersama Anda. Setulus hati kami turut mendoakan, mudah-mudahan kehidupan Anda sekeluarga dicurahi keberkahan dan keberlimpahan. Aamiin!
Mari bersegerakan sedekah
Begitu besarnya manfaat sedekah dalam merubah nasib seseorang, sampai-sampai pernah pada suatu ketika Nabi Muhammad SAW menyuruh Bilal untuk bersedekah agar kehidupannya berubah.
Yah mungkin anjuran bersedekah ini sudah sering Anda dengar dan mungkin saja Anda sudah sering melakukannya. Namun tahukah Anda apa balasan dari Allah SWT mengenai ibadah sunah ini ? Di dalam Al Qur’an ditulis balasan bagi orang-orang yang bersedekah yaitu antara 10 sampai 700 kali lipat, sehingga dapat kita terapkan dalam rumus yang dijelaskan oleh ust. Yusuf Mansur sebagai berikut :
Kalau kita menyedekahkan 1 kita akan memperoleh 19, dari mana angka 19 ini ?
Andaikan kita memiliki 10 harta kemudian kita kurangi 1 untuk sedekah.
10 (harta) – 1 (sedekah) = 9 + 10 (balasan dari janji Allah SWT) = 19
10 – 2 = 8 + 10 + 10 = 28
10 – 3 = 7 + 10 + 10 + 10 = 37
10 – 4 = 6 + 10 + 10 +10 + 10 = 46
10 – 5 = 5 + 10 + 10 +10 + 10 + 10 = 55
Dst.
Menarik bukan rumus balasan sedekah yang telah dijanjikan oleh Allah SWT, dalam rumus sedekah tersebut di atas bagi orang yang bersedekah tidak mengurangi harta mereka malahan harta mereka bertambah.
Maka tersebutlah orang-orang yang “gemar” bersedekah seperti Bill Gates dkk.
Dahulu mungkin Anda bersedekah, asal sedekah sekarang dengan adanya ilmu yang sudah saya paparkan di atas, masihkan Anda bersedekah biasa-biasa saja, tanpa meningkatkan sedekah Anda ?
Memang kalau Anda sudah kebiasaan sedekah kecil-kecilan sekalinya disuruh sedekah untuk besar akan terasa sangat berat, memang saya akui itu, akan tetapi perasaan berat ini nilainya tidak selalu mutlak rasa berat ini dapat kita ubah dengan cara terus meningkatkan nilai sedekah kita sedikit demi sedikit, sampai pada waktunya kita sudah tidak lagi mempermasalahkan seberapa besar nilai sedekah kita,
Jadi sekarang mari tingkatkan sedekah kita !!!
Jika anda ingin mendapatkan senyuman, sedekahkan senyum
Jika anda ingin mendaptkan pertolongan Allah SWT, sedekahkan pertolongan (maksudnya menolong orang)
Jika Anda ingin mendapatkan uang, ya sedekahkan uang Anda
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda, dan semoga Anda tidak ragu untuk sedekah lebih besar lagi, dan semoga Allah SWT meridhoi sedekah kita, Amiin
Pemuda Luar Biasa
Dalam jangka waktu dua tahun, 30 orang anak ada dalam binaanya. Dan, tak sekalipun dia mengambil keuntungan. Semua keuntungan dia gunakan untuk menolong anak-anak dalam hal pendidikan. Tak hanya itu, dia juga meluangkan waktunya setiap saat mendengarkan keluhan mereka, memberikan saran, dan tak hanya kepada anak-anak, tapi juga pada keluarganya.
Selain itu, dia memndirikan beberapa usaha yang banyak menyerap tenaga kerja seperti anyaman, pembuatan sepatu, percetakan, dan juga pembuatan kue. Prinsipnya adalah bukan hasil produksi atau besarnya modal yang membuat sebuah usaha berkembang, tapi doa dari banyak orang yang bergantung pada usaha itulah yang membuat sebuah usaha terus bertumbuh. Kini banyak di antara anak-anak yang tadinya miskin sudah bisa hidup layak. Para penganggur yang tadinya luntang-lantung tak punya pekerjaan kini hidup dengan harga diri.
Pada usianya yang ke-26, dia telah menjadi tumpuan hidup banyak orang. Tetapi pada usia 26 tahun pula Tuhan memanggilnya. Dalam hidupnya yang singkat, dia telah menjalankan tugasnya sebagai gardu epos. Dalam hati orang-orang yang telah dia sentuh kehidupannya, namanya akan selalu hidup, sementara epos yang ia berikan masih terus dirasakan hingga saat ini.
Dibalik sukes Grammen Bank
Keesokan harinya, Yunus meminta para muridnya untuk menghitung berapa orang yang ada di desa itu yang memiliki pekerjaan seperti ibu tadi. Ternyata ada 42 orang. Setelah dihitung, ternyata hanya membutuhkan 27 Dolar untuk membantu 42 Orang pekerja. Yunus mengeluarkan uang dari sakunya, memberikannya kepada muridnya dan berkata, “Berikan ini pada 42 orang pekerja yang kamu temui, berikan masing-masing 20 sen. Katakan ini adalah pinjaman, dan mereka boleh membayarnya kapan pun mereka mau.”
Tak lama setelah itu, masing-masing dari 42 orang tersebut mengembalikan pinjamannya dan menyampaikan rasa terima kasih yang luar biasa. Saat itu muncul ide dalam benak Yunus untuk membantu lebih banyak orang dengan cara meminta bank memberikan pinjaman untuk orang-orang tersebut. Tapi pihak bank menolak dengan alasan jumlah itu terlalu kecil dan pastinya mereka tidak akan membayar. Yunus akhirnya mengajukan pinjaman atas nama pribadi dan memberikan jaminan. Uang pinjaman inilah yang nantinya akan dia gunakan untuk membantu para pekerja perkakas. Pihak bank akhirnya menyetujui sambil memberi peringatan kepada Yunus, “mereka tidak akan membayar”. Saya akan mengambil resiko itu,” jawab Yunus.
Ternyata semua orang yang diberi pinjaman membayar kembali. Yunus kemudian mengajukan pinjaman lebih banyak lagi untuk dapat membantu para pekerja. Yunus mulai dari satu desa, kemudian berkembang menjadi sepuluh, kemudian lima puluh, hingga seratus desa. Yunus kemudian mulai berpikir, “Kenapa saya tidak membuat bank sendiri saja?” Dua tahun setelah itu, izin dari pemerintah turun. Pada tanggal 2 Agustus 1983, Grameen Bank secara resmi berdiri. Saat ini, Grameen Bank telah bekerja di 46.000 desa, memiliki 1,267 cabang dengan 12,000 pekerja. Memberikan pinjaman dengan total US$ 4.5 miliar dengan pinjaman per orang berkisar antara $12-$15. Grameen Bank juga meminjamkan uang kepada pengemis agar mereka punya modal untuk berjualan. Muhammad Yunus telah mengangkat martabat jutaan orang dan memberikan kesempatan pada mereka untuk menjalani hidup yang lebih baik.
Tetaplah Lapar, Tetaplah Bodoh
dalam sebuah upacara wisuda pada tanggal 12 Juni 2005.
Saya diberi kehormatan untuk bersama kalian di hari pertama di salah satu
universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus kuliah. Bahkan,
sesungguhnya inilah saat terdekat saya terlibat dalam upacara wisuda.
Hari ini saya ingin berbagi tiga cerita dalam kehidupan saya.
Cerita Pertama adalah mengenai menghubungkan titik-titik. Saya putus kuliah
dari Reed College setelah 6 bulan pertama, tapi saya tetap ada di kampus
selama 18 bulan berikutnya sebelum saya benar-benar berhenti. Saat itu
saya memutuskan mengambil kelas kaligrafi. Saya belajar tipe tulisan serif
dan san serif, tentang meragamkan jarak antara kombinasi huruf yang berbeda
tentang apa yang membuat para tipografis menjadi hebat. Tidak ada satupun dari yang
saya pelajari itu sepertinya akan bermanfaat dalam kehidupan saya.
Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami merancang komputer Machintos pertama
semuanya saya ingat kembali. Hasilnya, Mac menjadi kompter pertama dengan
tipografi yang indah. Andai saya tidak pernah putus kuliah dan kemudian
ikut kelas kaligrafi, Mac tidak akan punya beragam tulisan atau huruf yang berjarak secara
proporsional. Dan karena Windows hanya meniru Mac, sepertinya tidak ada PC
yang akan memiliki tipografi indah.
Tentu Saja, tidak mungkin menghubungkan titik-titik itu ke masa depan saat saya
masih di kampus. Tapi terlihat sangat-sangat jelas jika ditinjau sepuluh tahun kemudian.
Jadi, Kita harus percaya bahwa titik-titik itu suatu saat akan terhubung di masa mendatang.
Kita harus percaya pada sesuatu--insting, takdir, kehidupan...apalah. Pendekatan ini tidak pernah
mengecewakan saya, bahkan telah membuat semua perubahan dalam kehidupan saya.
Cerita Kedua sayaa adalah mengenai cinta dan kehilangan,
Saya merasa beruntung karena saya menemukan apa yang sangat ingin saya lakukan dalam hidup
sejak usia yang sangat muda. Woz dan saya memulai Apple di garasi orangtua saya saat saya berusia 20 tahun.
Kami bekerja dengan keras dan dalam 10 tahun Apple telah berkembang dari hanya kami
berdua di garasi menjadi sebuah perusahaan senilai 2 miliar dolar dengan
lebih dari 4.000 pegawai. Kami baru saja meluncurkan karya terbaik kami-
Machintos - setahun yang lalu, dan saya baru saja berusia 30 tahun. Kemudian saya dipecat.
Apa yang membuat fokus kehidupan saya telah hilang dan itu sangat menyakitkan
Saya benar-benar tidak tahu apa yang harus saya lakukan selama beberapa bulan. Tapi secara
perlahan ada suatu yang mulai terpikirkan. Saya telah ditolak, namun saya
masih mencintai apa yang saya kerjakan. Jadi saya memutuskan untuk memulai lagi.
Saya tidak sadar saat itu, tepi ternyata dipecat dari Apple merupakan
hal terbaik yang pernah terjadi dalam saya. Beban berat menjadi sukses
digantikan dengan perasaan enteng menjadi orang baru lagi. Hal ini membebaskan
saya untuk memasuki salah satu periode paling kreatif dalam kehidupan saya.
Selama lima tahun berikutnya, saya memulai sebuah perusahaan bernama NeXT dan sebuah perusahaan lain bernama Pixar,
yang kini menjadi studio animasi paling sukses di dunia. Dalam salah satu peristiwa yang luar biasa, Apple membli NeXT,
Saya kembali ke Apple dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung kehidupan Apple.
Dipecat dari Apple memang sebuah pil Pahit buat saya, namun saya pikir
memang ini diperlukan. Terkadang kehidupan memukul kita dengan sangat keras.
Jangan hilang kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus bertahan adalah saya mencintai apa yang saya lakukan.
Kalian harus menemukan apa yang kalian cintai, dan satu-satunya cara untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa adalah mencintai apa yang kalian lakukan.
Cerita saya yang ketiga adalah mengenai kematian. Mengingat bahwa saya akan
mati suatu saat nanti adalah hal yang penting yang saya temukan untuk menolong saya
membuat keputusan-keputusan penting dalam hidup. Sekitar setahun yang lalu
saya didiagnosis mengidap kanker. Para dokter memberitahu saya bahwa hampir dipastikan ini jenis kanker
yang tidak dapat disembuhkan, dan harapan hidup saya hanya enam bulan lagi. Tapi kemudian saya
menjalani operasi dan baik-baik saja hingga saat ini. Itu adalah saat
terdekat saya menghadpi kematian, dan saya berharap hanya itulah hingga beberapa dekade mendatang.
Karena sudah melalui tahapan ini, saya bisa lebih yakin mengatakan bahwa kematian
adalah sebuah konsep yang berguna dan murni intelektual.
Kematian adalah agen perubahan kehidupan. Ia memberikan jalan untuk yang baru
dengan menyingkirkan yang lama. Kali ini yang baru adalah kalian, namun suatu hari
tidak lama dari sekarang, kalian akan menjadi tua dan tersingkirkan. Waktu kalian terbatas,
jadi jangan habiskan dengan hidup dalam kehidupan orang lain. Jangan diperangkap oleh dogma. Jangan biarkan opini orang lain
mengaburkan suara hati kalian. Dan yang terpenting, milikilah keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisimu.
Ketika saya masih muda ada sebuah terbitan luar biasa bernama Katalog Seluruh Dunia,
seperti Google dalam bentuk buku 35 tahun sebelum Google muncul. Buku
itu dilengkapi dengan alat bantu yang keren dan catatan yang bagus.
Pada halaman belakang edisi terakhir mereka, ada sebuah foto mengenai jalan perkampungan waktu dini hari,
jalan yang mungkin akan kalian ikuti jika suka berpetualang. Di bawahnya ada kata-kata
" Tetaplah Lapar. Tetaplah Bodoh". Itu adalah pesan perpisahan mereka sebelum pergi.
Dan saya selalu berharap hal itu untuk saya sendiri. Dan sekarang, kalian para lulusan baru, saya mengharapkan itu untuk kalian.
"Tetaplah Lapar, Tetaplah Bodoh".
Orang lapar adalah orang yang paling mampu mensyukuri arti sesuap nasi. Orang lapar tahan banting.
Orang Lapar akan berusaha dengan segenap kemampuannya meraih kehidupan yang lebih baik.
Orang bodoh tidak punya prasangka. Orang bodoh terbuka terhadap hal-hal baru. Orang yang senantiasa merasa dirinya bodoh tidak akan pernah berhenti untuk belajar.
"Tetaplah Lapar. Tetaplah Lapar."
Tegal Laka-Laka
Thanks To : Cilok,Hatewong, Warteg, Yanu for your best support :D
Bung Ayo, Bung !!!
Marilah kepada masyarakat tegal untuk melek akan teknologi. Tegal Laka-Laka Sung Yakin Ora Goroh

Visit Tegal

"Berkaryalah tanpa terikat dengan hasilnya"
"Berkaryalah tanpa terikat dengan hasilnya"
Itulah ungkapan yang harus ada pada diri manusia, karena manusia diciptakan untuk menghasilkan karya - karya yang bisa dinikmati oleh siapa saja!
marilah kita ciptakan keadaan di mana kita bisa menuangkan segala ide kita, karya kita tanpa merasa takut akan pembajakan karya kita oleh tangan - tangan manusia yang memiliki naluri bisnis yang tinggi akan karya kita, berkaryalah dengan segala kekuatan yang kita miliki agar kita bisa menghasilkan karya yang indah dan berguna, janganlah kita terpengaruh secara negatif oleh manusia yang mencontek karya kita, jadilah bangga karenanya, di mana pun, kapan pun, dalam keadaan sehat atau pun sakit, teruslah berkarya, ciptakan kondisi di mana anda bisa berkarya semau anda, tanpa terpengaruh oleh faktor - faktor apapun yang dapat membuat kita sedih karenanya